Tuesday, June 8, 2010

Mengenal Mesir Kuno




Mesir Kuno adalah suatu peradaban kuno di bagian timur laut Afrika. Peradaban ini terpusat sepanjang pertengahan hingga hilir Sungai Nil yang mencapai kejayaannya pada sekitar abad ke-2 SM, pada masa yang disebut sebagai periode Kerajaan Baru.
Daerahnya mencakup wilayah Delta Nil di utara, hingga Jebel Barkal di Katarak Keempat Nil. Pada beberapa zaman tertentu, peradaban Mesir meluas hingga bagian selatan Levant, Gurun Timur, pesisir pantai Laut Merah, Semenajung Sinai, serta Gurun Barat (terpusat pada beberapa oasis).
Peradaban Mesir Kuno berkembang selama kurang lebih tiga setengah abad. Dimulai dengan unifikasi awal kelompok-kelompok yang ada di Lembah Nil sekitar 3150 SM, peradaban ini secara tradisional dianggap berakhir pada sekitar 31 SM, sewaktu Kekaisaran Romawi awal menaklukkan dan menyerap wilayah Mesir Ptolemi sebagai bagian provinsi Romawi.
Walaupun hal ini bukanlah pendudukan asing pertama terhadap Mesir, periode kekuasaan Romawi menimbulkan suatu perubahan politik dan agama secara bertahap di Lembah Nil, yang secara efektif menandai berakhirnya perkembangan peradaban independen Mesir.
Peradaban Mesir Kuno didasari atas kontrol keseimbangan yang baik antara sumber daya alam dan manusia, ditandai terutama oleh :
  • Irigasi teratur terhadap Lembah Nil;
  • Eksploitasi mineral dari lembah dan wilayah gurun di sekitarnya;
  • Perkembangan awal sistem tulisan dan literatur independen;
  • Organisasi proyek kolektif;
  • Perdagangan dengan wilayah Afrika timur dan tengah serta Mediterania timur; serta
  • Aktivitas militer yang menunjukkan karakteristik kuat hegemoni kerajaan dan dominasi wilayah terhadap kebudayaan tetangga pada beberapa periode berbeda.
Kesenian Mesir Kuno
Sejak dahulu mereka sudah mengenal ilmu pengetahuan, kesenian dan sudah mengenal jenis tulisan yang disebut Hirogli. Bangsa Mesir mempunyai kepercayaan dengan berbagai kultus (pemujaan) dan penganut Polytheisme (banyak Dewa). Dari kepercayaan itulah muncul seni Mesir yang bersifat sakral, penuh magis dan misteri, mulai dari pembuatan mumi, seni lukis, seni patung sampai pada bangunan yang monumental dan raksasa, diantaranya :
a. Seni Bangunan (bangunan makan dan kuil) Mesir kuno
Bangunan makam yang disebut pyramid didirikan dari susunan batu kapur berbentuk limas segi empat yang didalamnya terdapat lorong menuju ke kamar Raja (Mummi Firaon), kamar premaisuri dan kamar harta. Salah satu Pyramid yang terkenal yaitu pyramid Khufu di Ghizah yang dianggap sebagai keajaiban dunia.
b. Seni Patung Mesir Kuno
Berdasarkan sikap tubuhnya, patung Mesir dibedakan menjadi:
-      Patung Kourus, yaitu patung Dewa/Raja, memakai tutup kepala berdiri tegap, tangan kanan dikepalkan disamping dan kaki kirinya dilangkahkan kedepan
-      Patung kore, yaitu patung Dewi/ratu yang ciri - cirinya sama dengan kourus hanya kaki kirinya tidak melangkah dan berpakain lengkap. patung dalam bentuk lain disebut Sphynx, yaitu patung berkepala Raja berbadan singa
c. Seni relief/Lukis Mesir Kuno
Ditemukan pada lembaran papyrus, peti mati dan dinding. Kesan yang ditampilkan bersifat dekoratifilustratif dan simbolis, dengan cara menggambar:
-      Bersifat ideoplastis, mengungkapkan apa yang dipikirkan dan bukan yang dilihat sebenarnya
-      Menggunakan prespektif batin, artinya menggambarkan besar kecilnya objek bukan ditentukan oleh jarak pandangan melainkan berdasarkan martabat orang yang digambarkan.
d. Seni Musik dan Seni Tari Mesir Kuno
Sesuai dengan perkembangan kebudayaan merekapun pada saat itu sudah mengenal seni Tari dan musik. Hal ini berdasarkan pahatan mereka (relief) pada dinding bangunan.

Monday, June 7, 2010

Bangsa Viking


Quantcast















Bangsa Viking merupakan para perompak pemberani dari daratan Norwegia, Swedia, dan Denmark. Diantara tahun 800 dan 1100 M, mereka menyisir pantai barat laut Eropa dalam kapal panjang untuk mencari dan membawa barang rampasan yang sangat berharga.

Masyarakat pada masa itu pada umumnya sangat takut dengan serangan kilat dan kebrutalan Bangsa Viking,sebuah doa dari masa itu berbunyi “Selamatkan kami Tuhan, dari kemarahan Norsemen (Bangsa Viking). Mereka kerap memporakporandakan tanah kami. Mereka memebunuh anak-anak dan wanita kami” Para Viking membanggakan diri atas keberanian mereka saat berperang,sebagian besar berperang dengan berjalan kaki dan membawa pedang, tombak, serta kapak. Sedangkan para petingginya menggunakan kuda perang. Pasukan “pengejut” yang disebut berserker memimpin serangan.Berserk adalah bangsa Norse dengan ciri khas ‘tanpa mengenakan baju perang besi’ dengan tampang yang bengis dan tubuh yang kekar, serta sifatnya yang brutal. Sebelum berperang mereka menjadi gila bertempur dengan mabuk dan narkotika serta mempercayakan pada Dewa mereka,Odin,agar mereka tetap selamat. Kata Viking dipakai ahir-ahir ini saja,masyarakat pada waktu itu menyebut mereka Norsemen. Kata tersebut mungkin berasal dari Vik, sebuah Kota pusat perompak di Norwegia.Ketika para Norsemen pergi ‘sebagai seorang Viking’, berarti mereka bertarung sebagai seorang perompak. Bangsa Viking Swedia yang menetap di Eropa Timur mungkin disebut sebagai Runs,dan jadilah Rusia sebagai nama mereka. Namun, tidak semua Bangsa Viking perompak, di tanah airnya, mereka adalah petani dan nelayan,pedangan dan perajin.Banyak diantara mereka pergi bersama perompak dan hidup di Prancis utara,Inggris Utara, dan Irlandia. Kerap kali mereka menyerang Inggris dan Irlandia,lalu menjarah hingga ke Gibraltar dan Mediterania.
Armada Laut Bangsa Viking
Di Eropa Timur,kapal Bangsa Viking membawa mereka sampai ke pedalaman dan menyusuri berbagai sungai. Mereka bertualang sangat jauh sampai kedaerah Rusia dan Ukraina, kadang-kadang merampok menyisir Konstantinopel, yang sering disebut Miklagard/Kota Besar. Sedangkan para Viking yang tinggal di Perancis Utara disebut Bangsa Norman. Rajamereka yang terkenal adalah William Sang Penakluk,yang menduduki Inggris ditahun 1066.
Para Viking umumnya merupakan pelaut ulung dan tangguh,kapal-kapal kayu mereka
yang disebut kapal panjang merupakan sebuah kontruksi kapal laut yang sangat
kokoh,ringan dan mempunyai bagian bawah datar yang memungkinkan untuk berlayar
di sungai yang dangkal dan juga diperairan terbuka.

Kerajan Yang Terunggul Dan Terlama

Monarki - terus menciptakan kesadaran budaya.


Sepanjang sejarah kita melihat banyak kerajaan datang dan pergi.Mythic dari waktu kita sudah mendengar budaya dengan kelas rulers yang sangat berakar pada budaya masing-masing, sebagai asli bangsawan - lahir dari penduduk mereka menetapkan untuk memerintah.Oleh karena itu kami menemukan legenda dan menjelaskan sagas badan sipil, dengan generasi pengeluaran hikmat sehingga alam otoritas. Itu dari kronologis ini kami menemukan tradisi budaya pertama yang mendefinisikan diri mereka sebagai "kerajaan".Rupanya budaya ini agar kesadaran dan telah hadir sejak kelahiran dikenal legenda tertua kami - kami yang pertama masyarakat, budaya dan peradaban yang menjelaskan, sebagai monarchies.

Swedes yang memiliki legenda yang panggilan pertama Swedia oleh eponym "Sven". . Dia diklaim sebagai yang pertama untuk membangun manusia dan reproduksi - di tanah "Ibu Svea", - seharusnya Svens istri.Terdaftar sebagai yang pertama dalam panjang suksesi raja-raja ia seharusnya asal yang legendaris raja-line disebut sebagai "Ynglinga-ett".

Serupa mitos surround semua pemerintah lainnya yang telah berhasil aturan madani budaya, dari mana kita ada beberapa jenis catatan - apakah mereka didasarkan pada tradisi lisan atau kontemporer kronik.


Magnus Birgersson 1240-1290, pertama-tama raja Finlandia-Swedia

Utama bagian dari sejarah yang sebenarnya ditulis berdasarkan waktu periode Eurasian sejarah. Dengan demikian-buku sejarah kita tampaknya lupa untuk menjelaskan pertama dan makmur bagian dari Civilisations kuno, ketika mereka masih dalam pertumbuhan dan makmur, seperti yang dikembangkan peradaban tinggi di seluruh dunia. Sumber yang tertulis yang masih tetap sulit meliputi periode terakhir tahun 2500, mengatakan tentang semua peperangan yang telah lama kerajaan untuk menangani - berkat berseteru dan tetangga invading batas.

Di utara Eropa yang sagas bercerita tentang beberapa generasi monarchs bahwa mereka bersedia keterampilan dan pengetahuan dengan pengeluaran besar pencegahan - untuk mempertahankan sejarah kerajaan mereka, etnis dan budaya. 300 tahun setelah kekaisaran Roma yang retak-Roma Franco diperbaharui secara bertahap berkembang menjadi organisasi belum memulai lagi tentara ke utara Eropa. The7th Dari abad Roma yang Franco-gereja-negara succeded untuk menundukkan seluruh Eropa utara dan di bawah teokrasi baru lain yang belum nomor yang lama kerajaan akan lenyap bertahap dan kecakrukan - tahan lama karena stres, penaklukan dan explotation oleh "baru" Roma.


Pertama Wars - Old Kerajaan vs Invading Empires

* Setelah, - ketika bertemu dengan kekerasan dan pencurian, mereka menyerbu dan menjadi rebutan. Sejak "Trojan Wars" dan "Roma Kampanye" Kami melihat agresi berkembang ke proporsi internasional. Looting daerah dan sumber daya treasuries segera dikembangkan untuk yang lebih menyeluruh pencurian; dimana lama dan kaya kerajaan telah terhapus - dengan semua itu dikumpulkan harta dan sumber daya.Akhirnya berkembang menjadi warlords memanfaatkan seluruh masyarakat, penduduk, budaya.J akhir "penjarahan" yang akan memusnahkan seluruh populasi, karena massacres atau menangkap dan perbudakan.Tetapi untuk memerintah seluruh populasi efektif, dan yang sipil, maka akan sangat diperlukan untuk memberi beberapa kepala konstitusional yang lama budaya melanjutkan, yang menjadi raja atau dukes.

* The Denmark dan Jerman orang-orang beruntung untuk menghindari invasi Roma, di mana luas looting pembersihan etnis dan telah dipraktikkan di seluruh selatan Perancis dan Inggris.Walaupun, ketika romawi Franks bergabung dengan Gereja Roma mereka mulai baru gelombang agresi di Eropa. Dengan 800 AD Saxons yang telah menyerang mereka terlebih dahulu dan nobilities massacred - terima dari beberapa yang berhasil meloloskan diri ke hanya gratis-haven kiri -- denmark.Though, yang crusading segera dimulai di Denmark dan setelah 185 tahun pembelaan terhadap kekaisaran Romawi yang baru - dalam apa yang dikenal sebagai waktu Vikng - Denmark juga telah intruded dan diduduki.Dalam 985 Harald Gormsson harus menundukkan untuk "melindungi" dari Paus di Roma - dan dengan demikian mentaati peraturan dan perpajakan di gereja Vatikan.

Jellinge - lama Royal Manor dari Denmark

* Walaupun, pada saat ini dalam waktu yang tidak berwenang empiral ke etnis berkuasa sehingga etnic cleansing - namun memperoleh kekuatan politik sehingga keuntungan yang aktif, terus-menerus produksi ekonomi dan perdagangan.Oleh itu asli Saxon, Denmark dan Skandinavia etnicities, bahasa dan ekonomi selamat - dasarnya - throghout seluruh tengah-umur ...

Melestarikan Budaya Denmark
Dengan terus melakukan yang terbaik dari kemampuan mereka di Denmark Royals - dari Gorm Perjanjian Lama - mampu bertahan di horrendous turmoils di tengah umur; etnis, bahasa dan budaya.Sebelum mereka masuk ke mata pelajaran yang baru kekaisaran mereka dapat memastikan tradisi lama, seperti suksesi mereka lama raja-baris untuk melanjutkan Denmark monarki.Dengan demikian mereka kuno raja baris serta beberapa dari keluarga bangsawan yang benar-benar dapat bertahan hidup dan politik, ekonomi, dan budaya rezim yang pendeta Vatikan - serta perang berikut - cuaca yang akan "perang agama", "perang kolonial "," Napolean perang "atau" perang dunia "...

Sekalipun Denmark Royals dan bangsawan menjadi hostages sejenak dan enforced kolaborator ke berseteru kekuasaan, mereka berhasil mempertahankan Denmark herritage dan budaya.Akibatnya mereka dapat menegakkan dasar tanda dari Denmark sejarah dan identitas; kerajaan dan etnis, bahasa, budaya dan peradaban yang masih ada - hadir sebagai Denmark.Keeping inti dari budaya - dia kerajaan dan konstitusi berkesinambungan dari kesadaran diri - yang mitos dari Dan dan Dana masih terletak tertanam dalam segala yang mungkin mengalami Danes - sebagai Denmark.


Perang dari Crowns
Selama ini perang-kali, raja orang-orang, pada kepala raja - menjadi simbol yang tidak hanya untuk bakti di olimpiade, tetapi untuk kemenangan vs kekalahan dalam peperangan-lapangan.Pada saat kesulitan mereka sendiri "raja dan mahkota" nama akan motivasi yang kuat untuk bertahan di kefatalan perang - dan masih berjuang untuk bertahan hidup mereka sehingga mereka menyimpan penduduk, tradisi dan budaya.Pada akhirnya kami harus seluruh keluarga kerajaan terpaksa berjalan dan bersembunyi di negara mereka sendiri, keluar batas oleh invading berjalan ke dalam hutan, atau keduanya dessert lanskap - hanya untuk menyelamatkan kehidupan mereka.Sudah selama Perang pertama Roma itu normal untuk membunuh raja-raja di terkepung, sebagai "langkah strategis" untuk memastikan bahwa tidak ada hukum keturunan dapat kembali, mereproduksi yang bangsawan dan dengan demikian memberikan subjugated populasi mengembalikan setiap harapan mereka sendiri, raja - sesuai dengan konstitusi mereka sendiri, budaya dan identitas. Nasional proporsi agresi tampaknya terjadi pada akhir Bronze Age ketika Sumeria dan Yunani senjata berubah dari upacara blades dan pemotongan sayap ke Tepi Stabbing dan tombak, meskipun senjata dari peperangan belum mencapai utara Eropa sebelum berhasil Roma firaun berhasil invading "La Bella Gallico".


Sudah dari Trojan War, Perang yang Etruscan dan Yunani Perang budaya yang lama yang telah Mediterania bertahap teared bawah.Dengan demikian kita melihat bahwa dewa-dewa lama dan Royal baris yang extinguished.Di sebelah utara bagian Eurasia mereka yang lama masih disimpan budaya relatif utuh, sampai kampanye yang diluncurkan oleh Kaisar dan lainnya tyrants dari Roma dan Istanbul.Makanan mereka legions oleh looting yang tyrannies mulai menjalankan kebijakan yang sistematis pembunuhan orang dan pembudakan - akhirnya meraih kuno agricultures dari belahan utara bumi - untuk tidak melupakan "dunia baru.

Akhirnya ada baik nasional maupun harta kamar pribumi Royals kiri.Selama proses dari Eropa paling lama raja-baris telah extinguished, dengan mereka semua ahli waris.Satu-satunya pengecualian dari sejarah ini nasib yang Eurasian Royals tampaknya menjadi ahli ilmu pengusahaan tanah lama ini di atas benua utara, hari ini dikenal sebagai Kerajaan Denmark.

The King Kuno-line dari Denmark

Denmark dan Jerman yang orang-orang beruntung untuk menghindari invasi, yang looting dan pembersihan etnis di Roma.Kemudian Franks akan memulai gelombang baru agresi di Eropa dan 800 yang telah massacred Saxon nobilities, menerima sedikit yang berhasil melarikan diri ke Indonesia.Setelah 185 tahun pembelaan terhadap empayar Roma baru-Denmark bahkan harus menyerah dengan kebebasan, tetapi penaklukan ke "direformasi Roma" hanya politik dan ekonomi, bukan etnis.Dengan demikian, Denmark dan Royals off-air nobilities mampu bertahan.


Melalui Islandia sagas kita untuk membaca berbagai bangsa - dari seluruh benua Eropa dan Asia.Menurut mereka Eddas semua kerajaan, - tidak tyrannies, maupun dictatorships atau republics. Bahkan - seperti yang kita melihat ke sastra kuno dari Rig Veda dan sastra-Sanskrivt - ada juga seorang raja, sebuah tahta dan istana kerajaan atau lingkungan, seorang bangsawan dan satu set nilai-nilai luhur.Arthurian sebagai raja-raja dan dialog dari Shakespeare raja-raja gila dan penuh warna noblemen pahlawan - cerita-cerita dari utara raja dan budaya mereka tidak hanya menjadi simbol dari olimpiade kemenangan dan kemuliaan puitis - tetapi juga sebagai simbol untuk mendapatkan nilai-nilai dari jaman dahulu, dan untuk dengan kemenangan kehidupan atas kematian - Mei yang akan budaya, bangsa atau etnis.
Pada waktu kekacauan dari Roma dan tengah umur kita lihat bahwa seluruh keluarga bangsawan atau bahkan keluarga kerajaan yang chased dan dituntut, bahkan melalui benua.Pada saat kami melihat tyrants chase hukum keturunan sepanjang benua - untuk menyatakan sebuah "kemenangan akhir".Sepanjang adat raja baris tetap dapat kembali dan kembali memproduksi dan merombak bangsawan yang asli - yang lagi dapat memberikan harapan masyarakat umum dan ide dari mereka sendiri mengembalikan konstitusi, identitas budaya dan kebebasan.

Lama traces

Hari ini kita ada di dalam genealogies Norse sastra yang menggunakan nama "raja", "noblemen" dan "raja-baris".Beberapa dari mereka diharapkan kembali ke 2. Dan 3. Abad.Tertua dikenal contoh hukum buku dari Skandinavia itu diduga telah ditulis pada abad 12.Namun sudah dari Anglo-Saxon Tawarikh dan Norse sastra kita lihat konteks yang diselenggarakan masyarakat dan budaya yang sudah dihitung 23 generasi pertama baik sebelum semua raja Norwegia (baik timur dan barat) menjadi terkenal sebagai "Kong Harald Haar-fager "(Raja Harold Cukup-rambut).
Menurut Gimbautas Maja nasional proporsi agresi tampaknya terjadi pada akhir-Bronze Age, ketika Sumeria dan Yunani adalah senjata berubah dari upacara blades dan pemotongan sayap ke Tepi Stabbing dan tombak.Walaupun, dari senjata perang tidak mencapai Perancis sebelum penaklukan Roma, sedangkan Saxony Skandinavia dan akan mempertahankan kebebasan - sampai "crusaders" mulai muncul.Sekitar bagian tengah pada abad 7. Vatikan dan Carolingian leluhur berhasil mengambil alih Perancis - lagi - oleh membunuh seluruh keluarga yang Meroving kingline.

Berikut ini adalah abad bertahap cemerlang bawah semua struktur yang lama dari seluruh Eurasia.Akhirnya ada baik nasional maupun harta-kamar adat Royals kiri.Sebagian besar keluarga telah lama extinguished dengan semua ahli waris mereka.Satu-satunya pengecualian adalah satu-satunya di atas sangat utara benua, dikenal sebagai Kerajaan Denmark.

Sepanjang sejarah mereka nanti keluarga raja Denmark yang telah terus memutar penting dan seringkali peran penting - dalam membantu mereka tetangga budaya dan etnis asli, untuk bertahan hidup sebagai "rigth hukum dan kerajaan".Oleh pihak-baru menerima dari baris asli, kerajaan keturunan dari raja - raja yang lebih muda dari Denmark rumah dapat dibuat dan dipilih sebagai raja yang baru ke tetangga penduduk yang kehilangan satu asli.Dengan cara yang sama kita menemukan Denmark memberikan kontribusi yang luar biasa jumlah ratu, noblemen dan perempuan yang modern ke kerajaan di Eropa.

Seperti ada perang melalui waged Eurasia ada beberapa contoh baris asli dan mulia raja-keluarga yang telah hilang. Untuk menjaga persatuan mereka, identitas dan warisan ini kurang bisa coutries "perbaikan" gratis hukum dan konstitusi - karena bantuan dari real pangeran dari Denmark souvereign mereka untuk menjadi kepala negara.Sebagai sebagai akhir 1905 masih ada raja Denmark yang telah diminta, diterima, dan membuktikan dipilih - sebagai "hukum baru, hak raja baris" dari sejarah Kerajaan Norwegia, yang tampaknya telah kehilangan tertua, asli raja-line ( disebut "Håleyg-keluarga") sudah di akhir Viking-waktu.

Contoh-contoh pertama dari bantuan yang diketahui dari gagalnya dari barat-empayar Roma, di mana Denmark raja bersama-sama dengan pengrajin yang mulia Anglia dan Saxony - helped kembali merupakan sejarah kerajaan Perancis dan Inggris.Selama "Merovingian timne" utara perlahan regained beberapa kekayaan budaya dan komersial. Simultaniously baru kekuasaan politik Roma tumbuh kuat - dari segi politik, ekonomi dan budaya dominions.

Dari Merovech I (447-457) yang Meroving raja yang memerintah reorganized "Frankland", todays Perancis.
Mendapatkan kontrol dari Franks diikuti oleh mobilisasi, penaklukan dan penaklukan yang agresif keberhasilan gerakan Carolingian - di seluruh Eropa.Dengan demikian, negara-negara utara harus mengubah seluruh lingkup kehidupan di akhir abad ke-8.The Indonesian "Eddas" sebenarnya memberitahu bagaimana akibat cita-cita asuhan pergi dari budaya kebugaran dari kerajinan, seni, perjalanan dan perdagangan dengan kekuatan fisik, kecepatan dan meraih nilai sebagai manusia mendapat mengukur kemampuan mereka dalam bertahan dan efektif dalam perang .

Harta mereka bersembunyi

Mempertahankan sejarah mereka turfs dan hak-rute perdagangan kuno, sebelah utara bergabung dengan pasukan kerajaan untuk membela diri mereka sendiri - sebagai salah satu - dari awal abad 9.Berjuang untuk mempertahankan kebudayaan mereka sendiri, harta dan perdagangan yang utuh northerners dimulai swift counter-serangan pada pasukan agresif.Raids ini segera menjadi dikenal sebagai awal dari "Vi-raja waktu".

"The Queen's kalung", dari Mölne di Swedia. Age unknown. Umur diketahui.
250 tahun kemudian terakhir kerajaan Eropa telah terguling dan nasional treasuries dari utara Royals mulia dan rumah - seperti yang dijelaskan dalam "Eddas" - telah hilang.Akhirnya sebagian utara nobilities selamat, di antara mereka Oldenburg keluarga Royals. At the end of the 18th century they seem to have been the only one left - but divided in the houses of Holstein, Gottorp and Oldenborg. Pada akhir abad 18.Mereka tampaknya telah menjadi satu kiri - tetapi dibagi dalam rumah dari Holstein, Gottorp dan Oldenborg. Oleh karena itu kami akan mengatakan bahwa kerajaan dan mulia baris dari Denmark keluarga raja-peran penting yang dimainkan untuk menyimpan konstitusional kerajaan di utara Eropa - sebagai identitas etnik dan budaya.
Berapa Lama adalah monarki?
Dengan cabang yang asli dari Eurasian Royals utuh negara-negara lain juga bisa menjadi "dikembalikan" seperti nyata, halal dan benar monarchies.Sepanjang asli dan hukum raja Denmark masih hidup baris SETIAP lama dapat Eurasian kerajaan - dalam prinsip - dikembalikan dan reconstituted.Yang berkesinambungan dari kesadaran umum budaya, dengan identitas yang historis, kronologi dan memori masih dianggap sebagai satu-satunya yang benar dan hukum yang dimaksud dengan adat budaya.

Mahkota dari Trakian ratu.Lihat "Thrakian perbendaharaan".
Jika terlihat satu orang Yunani prinsip Chronos dan dewa-dewa dan penghuni kerajaan, kerajaan ini turun dari baris pertama dari populasi Yunani.Oleh karena itu kami menemukan panteon asli "allah", yang berhasil kronologis baris oleh raja-raja dan ratu.
Pertama dalam sastra dari Homer dan Hesiod prinsip kerajaan yang sudah mapan - seperti yang sangat inti, inisiator dan pembangkit listrik dari masing-masing budaya dari jaman dahulu Eurasian.
Menurut Discoveries terbaru dalam penelitian Homeric litterature mungkin tampaknya bahwa terdapat hubungan kuat antara Baltik Mediterania dan daerah, baik sebelum cerita Odysseus melihat tinta-botol Homer.

Thrakian emas - ditemukan di pemakaman kerajaan-Mounds di Bulgaria, sekitar 2,400 tahun.
Tetapi, berapa lama harus kami lakukan kembali untuk pergi ke sangat menentukan mulai dari raja-raja yang pertama? Bagaimana dengan tradisi yang tampaknya telah hadir - sudah sangat pertama dari keluarga berkembang, menyebar dan menetap di sepanjang sungai dan shorelines dari belahan utara bumi?

Prinsip ini tampaknya menjadi budaya yang "kursus alam" diberikan prioritas di atas "sejenak penghakiman".Dengan demikian, anak pertama selalu untuk mewarisi ayah dan ayah - sementara saudara-saudaranya akan mewarisi tugas-tugas lainnya.Tradisi warisan dari apa yang sebenarnya "kronologi" sehingga "sejarah" mungkin.Akibatnya kita masih memiliki dasar prinsip alam, seperti tercermin dalam keturunan dari raja-baris.Pertama kalinya dalam pengukuran ilmiah adalah bentuk yang dikenal sebagai "kronologi".Hal ini berkaitan langsung dengan "keberhasilan dan suksesi" dari "mahkota" - lain-titik pertengahan alam, yang dipelihara sambungan ke semua sanak keluarga di berbagai penjuru tanah atau budaya yang dimaksud.Dengan demikian, mahkota akan menjadi simbol tidak hanya dari raja dan nobles, tetapi dari seluruh populasi serupa.

Royal dagger" dari Thrakia. Alloy dari platine dan emas, 5000 BP, excavated pada tahun 2006.
Arkeologi traces

Bahan arkeologi tampaknya menunjukkan bahwa awal masyarakat yakin mereka telah "chieftains".Beberapa dari mereka memiliki kesibukan luar biasa treasuries dikuburkan bersama-sama dengan mereka, dimana makam raja-raja beberapa Thracian baru ditampilkan.Dan sekali lagi kita menemukan latar belakang yang sama dengan sejarah asal Yunani dan Thracian raja-baris, yang berkaitan dengan Trojan War of 3,200 BP.Kemudian kami kembali lagi pada "mitos pribadi", sementara barang-barang arkeologi dari platine-gold pada dasarnya menunjukkan bahwa kerajaan Thrakian Mei memiliki sejarah 5000 tahun ...!

Meski demikian, setelah tiga millenias peningkatan perselisihan dan peperangan tidak ada asli atau Yunani Roma raja-baris kiri.Untungnya di Denmark masih membosankan halal dia menjadi raja dan princess kita.Yunani modern saat itu dia kembali ke identitas nasional dan budaya tradisional mereka bisa mendapatkan raja Denmark untuk menjadi raja mereka sah.

Sepanjang 15 abad terakhir di Denmark keluarga telah menghasilkan baris-baru di luar mata air yang telah disimpan atau kembali berdiri beberapa lainnya Eurasian kerajaan.Posisi mereka yang unik dan berani masuk ke dalam abad ke-19, ketika Raja Christian IX di Kopenhagen diumumkan sebagai "ayah" atau "laki-laki" - kontemporer Eropa kepada pemerintah.Selama akhir pemerintahan Eropa telah diberkati oleh perdamaian dan kemakmuran - dan pada hari tua dia benar-benar dirayakan sebagai "The Grandfather Eropa". Akibatnya kami menemukan sejarah dan kontemporer dasar "Dan dari baris" dalam kedua-dua masa lalu dan kini nobilities dari utara Eropa.

Coat of Arms untuk hitungan Rosenborg-Glücksburg, Eropa tertua kingline. Click to enlarge.
Dengan sungguh-sungguh, tak terputus-putus-ayah-anak ke arah kemerosotan, maka kronologi dari Denmark Royal Keluarga melampaui kurun waktu satu tahun 1000.Dalam kronologis ini membuktikan, tak terputus-putus dari atas ke bawah baris anak-anak hal ini membuktikan legitimasi madani, dan arah tujuan yang ditemukan pada saat pertama kali kita tahu dari cerita.

Bahkan hasil dari arkeologi tertua diketahui dari struktur dan budi masyarakat tahun 5000 menunjukkan jejak dari "Royality" dan "bangsawan".Dengan demikian hukum monarki tampaknya mencerminkan manusia memerlukan stabilitas sosial, budaya dan tujuan individu identitas luar berbagai model filosofi dan ideologi.

Pada dasar warisan baris Denmark yang membuktikan keberhasilan sipil dan politik hidup dari Danes, sebagai etnis, budaya dan bagian dari sejarah Eurasian.Meninjau sejarah relevansi dari pantheons dan monarchs kelihatannya bahwa kerajaan telah prinsip yang paling penting dalam membangun peradaban yang dikenal dari jaman dahulu. Danes sehingga memiliki semua alasan untuk menghargai dan merayakan bahwa mereka telah dapat mempertahankan pertama dan terutama warisan hidup.Sejak Oldenburg Royals masih bears asli baris "Dari pertama Dan" mereka masih utuh mewakili etnis dan budaya asal semua Danes uncritically.

Islam Pemenang Perang SALIB


Awal mula Perang Salib adalah Perang antar Gereja dan Yahudi, jadi bukan bermula Perang antara Kristen dan Islam, yang penengertian umum saat ini.
Berkut adalah Riwayatnya:
Perang Salib Pertama dilancarkan pada 1095 oleh Paus Urban II untuk mengambil kuasa kota suci Yerusalem dan tanah suci Kristen dari Muslim. Apa yang dimulai sebagai panggilan kecil untuk meminta bantuan dengan cepat berubah menjadi migrasi dan penaklukan keseluruhan wilayah di luar Eropa.


Pengepungan Antioch, dari lukisan miniatur abad pertengahan selama Perang Salib Pertama.


Baik ksatria dan orang awam dari banyak negara di Eropa Barat, dengan sedikit pimpinan terpusat, berjalan melalui tanah dan laut menuju Yerusalem dan menangkap kota tersebut pada Juli 1099, mendirikan Kerajaan Yerusalem atau kerajaan Latin di Yerusalem. Meskipun penguasaan ini hanya berakhir kurang dari dua ratus tahun, Perang salib merupakan titik balik penguasaan dunia Barat, dan satu-satunya yang berhasil meraih tujuannya.

Meskipun menjelang abad kesebelas sebagian besar Eropa memeluk agama Kristen secara formal — setiap anak dipermandikan, hierarki gereja telah ada untuk menempatkan setiap orang percaya di bawah bimbingan pastoral, pernikahan dilangsungkan di Gereja, dan orang yang sekarat menerima ritual gereja terakhir — namun Eropa tidak memperlihatkan diri sebagai Kerajaan Allah di dunia. Pertikaian selalu bermunculan di antara pangeran-pangeran Kristen, dan peperangan antara para bangsawan yang haus tanah membuat rakyat menderita.

Pada tahun 1088, seorang Perancis bernama Urbanus II menjadi Paus. Kepausannya itu ditandai dengan pertikaian raja Jerman, Henry IV — kelanjutan kebijakan pembaruan oleh Paus Gregorius VIII yang tidak menghasilkan apa-apa. Paus yang baru ini tidak ingin meneruskan pertikaian ini. Tetapi ia ingin menyatukan semua kerajaan Kristen. Ketika Kaisar Alexis dari Konstantinopel meminta bantuan Paus melawan orang-orang Muslim Turki, Urbanus melihat bahwa adanya musuh bersama ini akan membantu mencapai tujuannya.

Tidak masalah meskipun Paus telah mengucilkan patriark Konstantinopel, serta Katolik dan Kristen Ortodoks Timor tidak lagi merupakan satu gereja. Urbanus mencari jalan untuk menguasai Timur, sementara ia menemukan cara pengalihan bagi para pangeran Barat yang bertengkar terus.

Pada tahun 1095 Urbanus mengadakan Konsili Clermont. Di sana ia menyampaikan kotbahnya yang menggerakkan: "Telah tersebar sebuah cerita mengerikan ... sebuah golongan terkutuk yang sama sekali diasingkan Allah ... telah menyerang tanah (negara) orang Kristen dan memerangi penduduk setempat dengan pedang, menjarah dan membakar." Ia berseru: "Pisahkanlah daerah itu dari tangan bangsa yang jahat itu dan jadikanlah sebagai milikmu."

"Deus vult! Deus vult! (Allah menghendakinya)," teriak para peserta. Ungkapan itu telah menjadi slogan perang pasukan Perang Salib. Ketika para utusan Paus melintasi Eropa, merekrut para ksatria untuk pergi ke Palestina, mereka mendapatkan respons antusias dari pejuang-pejuang Perancis dan Italia. Banyak di antaranya tersentak karena tujuan agamawi, tetapi tidak diragukan juga bahwa yang lain berangkat untuk keuntungan ekonomi. Ada juga yang ingin berpetualang merampas kembali tanah peziarahan di Palestina, yang telah jatuh ke tangan Muslim.

Mungkin, para pejuang tersebut merasa bahwa membunuh seorang musuh non-Kristen adalah kebajikan. Membabat orang-orang kafir yang telah merampas tanah suci orang Kristen tampaknya seperti tindakan melayani Allah.

Untuk mendorong tentara Perang Salib, Urbanus dan para paus yang mengikutinya menekankan "keuntungan" spiritual dari perang melawan orang-orang Muslim itu. Dari sebuah halaman Bible, Urbanus meyakinkan para pejuang itu bahwa dengan melakukan perbuatan ini, mereka akan langsung masuk surga, atau sekurang-kurangnya dapat memperpendek waktu di api penyucian.

Dalam perjalanannya menuju tanah suci, para tentara Perang Salib berhenti di Konstantinopel. Selama mereka ada di sana, hanya satu hal yang ditunjukkan: Persatuan antara Timur dan Barat masih mustahil. Sang kaisar melihat para prajurit yang berpakaian besi itu sebagai ancaman bagi takhtanya. Ketika para tentara Perang Salib mengetahui bahwa Alexis telah membuat perjanjian dengan orang-orang Turki, mereka merasakan bahwa "pengkhianat" ini telah menggagalkan bagian pertama misi mereka: menghalau orang-orang Turki dari Konstantinopel.

Dengan bekal dari sang kaisar, pasukan tersebut melanjutkan perjalanannya ke selatan dan timur, menduduki kota-kota Antiokhia dan Yerusalem. Banjir darah mengikuti kemenangan mereka di Kota Suci itu. Taktik para tentara Perang Salib ialah "tidak membawa tawanan". Seorang pengamat yang merestui tindakan tersebut menulis bahwa para prajurit "menunggang kuda mereka dalam darah yang tingginya mencapai tali kekang kuda".

Setelah mendirikan kerajaan Latin di Yerusalem, dan dengan mengangkat Godfrey dari Bouillon sebagai penguasanya, mereka berubah sikap, dari penyerangan ke pertahanan. Mereka mulai membangun benteng-benteng baru, yang hingga kini, sebagian darinya masih terlihat.

Pada tahun-tahun berikutnya, terbentuklah ordo-ordo baru yang bersifat setengah militer dan setengah keagamaan. Ordo paling terkenal adalah Ordo Bait Allah (bahasa Inggris: Knights Templars) dan Ordo Rumah Sakit (bahasa Inggris: Knights Hospitalers). Meskipun pada awalnya dibentuk untuk membantu para tentara Perang Salib, mereka menjadi organisasi militer yang tangguh dan berdiri sendiri.

Perang Salib pertama merupakan yang paling sukses. Meskipun agak dramatis dan bersemangat, berbagai upaya kemiliteran ini tidak menahan orang-orang Muslim secara efektif.

1. Perang Salib Rakyat.
Perang Salib Rakyat adalah bagian dari Perang Salib pertama dan berakhir kira-kira enam bulan dari April 1096 sampai Oktober. Perang ini juga dikenal sebagai Perang Salib Populer.

2.Perang Salib Jerman.
Perang Salib Jerman 1096 adalah bagian dari Perang Salib pertama di mana tentara perang salib rakyat, kebanyakan dari Jerman, tidak menyerang Muslim namun orang Yahudi. Meskipun anti-semitisme telah ada di Eropa selama berabad-abad, ini merupakan pogrom massal pertama yang terorganisasi. Dalam beberapa kasus, otoritas dan pemimpin keagamaan berusaha melindungi orang Yahudi.
3.
Perang Salib 1101 adalah sebuah perang salib dari 3 gerakan yang terpisah, diatur tahun 1100 dan 1101 setelah kesuksesan Perang Salib Pertama.

Perang Salib Pertama yang berhasil menyarankan panggilan bantuan dari Kerajaan Yerusalem yang baru dibentuk, dan Paus Paschal II mendorong adanya ekspedisi baru. Ia terutama mendorong yang telah melakukan janji perang salib namun tidak pernah berangkat, dan yang telah memutar balik selama perjalanan. Beberapa orang ini telah menerima caci maki di rumahnya dan menghadapi tekanan agar kembali ke timur; Adela dari Blois, istri Stephen, Raja Blois, yang telah melarikan diri dari Pertempuran Antiokhia tahun 1098, juga sangat kecewa dengan suaminya bahwa dia tidak akan mempersilahkannya tinggal di rumah.
4.
Perang Salib Kedua

Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
Langsung ke: navigasi, cari
Peta tahun 1140 yang menunjukan jatuhnya Edessa di sebelah kanan peta, yang merupakan sebab terjadinya Perang Salib Kedua.
Peta tahun 1140 yang menunjukan jatuhnya Edessa di sebelah kanan peta, yang merupakan sebab terjadinya Perang Salib Kedua.

Perang Salib Kedua (berlangsung dari sekitar tahun 1145 hingga tahun 1149) adalah Perang Salib kedua yang dilancarkan dari Eropa, yang dilaksanakan karena jatuhnya Kerajaan Edessa pada tahun sebelumnya. Edessa adalah negara-negara Tentara Salib yang didirikan pertama kali selama Perang Salib Pertama (1095–1099), dan juga yang pertama jatuh. Perang Salib Kedua diumumkan oleh Paus Eugenius III, dan merupakan Perang Salib pertama yang dipimpin oleh raja-raja Eropa, yaitu Louis VII dari Perancis dan Conrad III dari Jerman, dengan bantuan dari bangsawan-bangsawan Eropa penting lainnya. Pasukan-pasukan kedua raja tersebut bergerak menyebrangi Eropa secara terpisah melewati Eropa dan agak terhalang oleh kaisar Bizantium, Manuel I Comnenus; setelah melewati teritori Bizantium ke dalam Anatolia, pasukan-pasukan kedua raja tersebut dapat ditaklukan oleh orang Seljuk. Louis, Conrad, dan sisa dari pasukannya berhasil mencapai Yerusalem dan melakukan serangan yang "keliru" ke Damaskus pada tahun 1148. Perang Salib di Timur gagal dan merupakan kemenangan besar bagi orang Muslim. Kegagalan ini menyebabkan jatuhnya Kota Yerusalem dan Perang Salib Ketiga pada akhir abad ke-12.

Serangan-serangan yang berhasil hanya terjadi di luar laut Tengah. Bangsa Flem, Frisia, Normandia, Inggris, Skotlandia, dan beberapa tentara salib Jerman, melakukan perjalanan menuju Tanah Suci dengan kapal. Mereka berhenti dan membantu bangsa Portugis merebut Lisboa tahun 1147. Beberapa di antara mereka, yang telah berangkat lebih awal, membantu merebut Santarém pada tahun yang sama. Mereka juga membantu menguasai Sintra, Almada, Palmela dan Setúbal, dan dipersilahkan untuk tinggal di tanah yang telah ditaklukan, tempat mereka mendapatkan keturunan. Sementara itu, di Eropa Timur, Perang Salib Utara dimulai dengan usaha untuk merubah orang-orang yang menganut paganisme menjadi beragama Kristen, dan mereka harus berjuang selama berabad-abad.

Latar belakang

Setelah terjadinya Perang Salib Pertama dan Perang Salib 1101, terdapat tiga negara tentara salib yang didirikan di timur: Kerajaan Yerusalem, Kerajaan Antiokhia, dan Kerajaan Edessa. Kerajaan Tripoli didirikan pada tahun 1109. Edessa adalah negara yang secara geografis terletak paling utara dari keempat negara ini, dan juga merupakan negara yang paling lemah dan memiliki populasi yang kecil; oleh sebab itu, daerah ini sering diserang oleh negara Muslim yang dikuasai oleh Ortoqid, Danishmend, dan Seljuk. Baldwin II dan Joscelin dari Courtenay ditangkap akibat kekalahan mereka dalam pertempuran Harran tahun 1104. Baldwin dan Joscelin ditangkap kedua kalinya pada tahun 1122, dan meskipun Edessa kembali pulih setelah pertempuran Azaz pada tahun 1125, Joscelin dibunuh dalam pertempuran pada tahun 1131. Penerusnya, Joscelin II, dipaksa untuk bersekutu dengan kekaisaran Bizantium, namun, pada tahun 1143, baik kaisar kekaisaran Bizantium, John II Comnenus dan raja Yerusalem Fulk dari Anjou, meninggal dunia. Joscelin juga bertengkar dengan Raja Tripoli dan Pangeran Antiokhia, yang menyebabkan Edessa tidak memiliki sekutu yang kuat.

Sementara itu, Zengi, Atabeg dari Mosul, merebut Aleppo pada tahun 1128. Aleppo merupakan kunci kekuatan di Suriah. Baik Zengi dan raja Baldwin II mengubah perhatian mereka ke arah Damaskus; Baldwin dapat ditaklukan di luar kota pada tahun 1129. Damaskus yang dikuasai oleh Dinasti Burid, nantinya bersekutu dengan raja Fulk ketika Zengi mengepung kota Damaskus pada tahun 1139 dan tahun 1140; aliansi dinegosiasikan oleh penulis kronik Usamah ibn Munqidh.

Pada akhir tahun 1144, Joscelin II bersekutu dengan Ortoqid dan menyerang Edessa dengan hampir seluruh pasukannya untuk membantu Ortoqid Kara Aslan melawan Aleppo. Zengi, yang ingin mengambil keuntungan dalam kematian Fulk pada tahun 1143, dengan cepat bergerak ke utara untuk mengepung Edessa, yang akhirnya jatuh ketangannya setelah 1 bulan pada tanggal 24 Desember 1144. Manasses dari Hierges, Philip dari Milly dan lainnya dikirim ke Yerusalem untuk membantu, tetapi mereka sudah terlambat. Joscelin II terus menguasai sisa Turbessel, tetapi sedikit demi sedikit sisa daerah tersebut direbut atau dijual kepada Bizantium. Zengi sendiri memuji Islam sebagai "pelindung kepercayaan" dan al-Malik al-Mansur, "raja yang berjaya". Ia tidak menyerang sisa teritori Edessa, atau kerajaan Antiokhia, seperti yang telah ditakuti; peristiwa di Mosul memaksanya untuk pulang, dan ia sekali lagi mengamati Damaskus. Namun, ia dibunuh oleh seorang budak pada tahun 1146 dan digantikan di Aleppo oleh anaknya, Nuruddin. Joscelin berusaha untuk merebut kembali Edessa dengan terbunuhnya Zengi, tapi Nuruddin dapat mengalahkannya pada November 1146.







Reaksi dari barat

Berita jatuhnya Edessa diberitakan oleh para peziarah pada awal tahun 1145, lalu kemudian oleh duta besar dari Antiokhia, Yerusalem dan Armenia. Uskup Hugh dari Jabala melaporkan berita ini kepada Paus Eugenius III, yang menerbitkan papal bull Quantum praedecessores pada tanggal 1 Desember 1145, yang memerintahkan dilaksanakannya Perang Salib Kedua. Hugh juga memberitahu Paus bahwa seorang raja Kristen timur diharapkan akan memberi pertolongan kepada negara-negara tentara salib: ini merupakan penyebutan Prester John yang pertama kali didokumentasikan. Eugenius tidak menguasai Roma dan tinggal di Viterbo, namun demikian, perang salib diartikan untuk lebih mengatur dan menguasai daripada Perang Salib Pertama: beberapa pendeta akan diterima oleh paus, angkatan bersenjata akan dipimpin oleh raja-raja terkuat dari Eropa, dan rute penyerangan akan direncanakan. Tanggapan terhadap papal bull perang salib sedikit, dan harus dikeluarkan kembali saat Louis VII akan mengambil bagian dalam ekspedisi. Louis VII dari Perancis juga telah memikirkan ekspedisi baru tanpa campur tangan Paus, di mana ia mengumumkan kepada istanannya di Bourges pada tahun 1145. Hal ini diperdebatkan saat Louis merencanakan perang salibnya sendiri, saat ia hendak memenuhi janjinya kepada saudaranya, Phillip, bahwa ia akan pergi ke Tanah Suci, di mana ia akhirnya dihentikan oleh kematian. Mungkin Louis memilih pilihannya dengan bebas dengan mendengar tentang Quantum Praedecessores. Dalam beberapa hal, Kepala Biara Suger dan bangsawan lainnya tidak senang dengan rencana Louis, di mana ia akan pergi dari kerajaan selama beberapa tahun. Louis berkonsultasi dengan Bernard dari Clairvaux, yang menyuruhnya menemui kembali ke Eugenius. Kini Louis telah mendengar tentang papal bull, dan Eugenius dengan penuh semangat mendukung perang salib Louis. Papal Bull dikeluarkan kembali pada tanggal 1 Maret 1146, dan Paus Eugenius memberikan kekuasaan kepada Bernard untuk berceramah di Perancis.

Bernard dari Clairvaux berkhotbah kepada Tentara Salib

Tidak terdapat antusias populer untuk perang salib sebagaimana telah ada tahun 1095 sampai tahun 1096. Namun, St. Bernard, salah satu orang terkenal diantara umat nasrani pada saat itu, menemukan jalan bijaksana untuk mengambil salib sebagai arti mendapat pengampunan dari dosa dan mencapai keagungan. Pada 31 Maret, dengan persembahan Louis, dia menasehati keramaian di lapangan di Vézelay. Bernard berorasi, dan orang-orang naik dan berteriak "Salib, berikan kami salib!", dan mereka pergi untuk membuat salib. Tidak seperti perang salib pertama, perang salib kedua menarik perhatian keluarga rajam seperti Eleanor dari Aquitaine, Ratu Perancis, Thierry dari Elsas, Graf Flander, Henry, yang nantinya akan menjadi graf Champagne, saudara Louis Robert I dari Dreux, Alphonse I dari Tolosa, William II dari Nevers, William de Warenne, pangeran ketiga Surrey, Hugh VII dari Lusignan, dan bangsawan dan uskup lainnya. Tapi bantuan lebih banyak muncul dari orang-orang. St. Bernard menulis kepada uskup beberapa hari kemudian: "Saya buka mulut saya, saya berbicara, dan dan akhirnya Tentara Salib berjumlah menjadi tak terbatas. Desa dan Kota sekarang ditinggalkan. Anda akan baru saja menemukan 1 laki-laki untuk 7 wanita. Dimana-mana anda akan melihat janda yang suaminya masih hidup".

Akhirnya disetujui bahwa tentara salib akan berangkat dalam 1 tahun, selama waktu ini mereka akan membuat persiapan dan membuat jalur menuju tanah suci. Louis dan Eugenius menerima bantuan dari pemimpin-pemimpin dimana daerah mereka akan dilewati: Geza dari Hongaria, Roger II dari Sisilia, dan kaisar Bizantium, Manuel I Comnenus, meskipun Manuel ingin tentara salib untuk bersumpah kesetiaannya kepadanya, seperti yang diminta Kakeknya, Alexius I Comnenus.

Sementara itu, St. Bernard melanjutkan untuk berkhotbah di Burgundi, Lorraine, dan Flanders. Seperti pada Perang Salib Pertama, khotbah membuat serangan kepada orang Yahudi; seorang pendeta fanatik Jerman bernama Rudolf adalah orang yang membuat terjadinya pembantaian orang Yahudi di Cologne, Mainz, Worms, dan Speyer, dengan Rudolf mengklaim orang Yahudi tidak berkontribusi secara finansial untuk menolong tanah suci. St. Bernard dan uskup besar dari Cologne dan Mainz dengan hebat menentang penyerangan itu, dan juga St. Bernard mengunjungi dari Flanders ke Jerman untuk mengatasi masalah itu, dan juga St. Bernard meyakinkan para pendengar Rudolf untuk mengikutinya. Bernard lalu menemukan Rudolf di Mainz dan berhasil mendiamkannya, dan mengembalikannya ke biara.
Saat masih di Jerman, St. Bernard juga berkhotbah kepada Conrad III dari Jerman pada bulan November tahun 1146, tapi Conrad tidak tertarik untuk berpartisipasi, Bernard melanjutkan perjalanannya untuk berkhotbah di Jerman Selatan dan Swiss. Namun, dalam perjalanannya pulang pada bukan Desember, dia berhenti di Speyer, dimana, dalam kehadiran Conrad, dia mengantarkan khotbah emosional dimana dia mengambil peran Yesus dan bertanya apa yang akan dia lakukan untuk kaisar. Lalu Bernard berteriak "Orang!", "apa yang sebaikinya aku lakukan untukmu yang tidak pernah kulakukan?" Conrad tidak bisa melawan lagi dan bergabung dengan perang salib dengan banyak bangsawannya, termasuk Frederick II. Seperti di Kota Vézelay, banyak orang juga ikut perang salib di Jerman.

Paus juga memimpin perang salib di Spanyol, meskipun perang melawan orang Moor masih terjadi untuk beberapa waktu. Dia memberikan Alfonso VII dari Kastilia indulgensi yang sama ia berikan kepada tentara salib Perancis, dan seperti yang dilakukan Paus Urban II tahun 1095, membuat orang Spanyol untuk bertarung untuk teritorinya sendiri daripada bergabung dengan tentara salib. Dia memimpin Marseille, Pisa, Genoa, dan kota lainnya untuk bertarung di Spanyol, tapi bagaimanapun memaksa orang Italia, seperti Amadeus III dari Savoy untuk pergi ke timur. Eugenius tidak mau Conrad berpartisipasi, dan berharap bahwa dia akan memberikan bantuan kerajaan untuk klaimnya terhadap kepausan, tapi dia tidak melarangnya untuk pergi. Eugenius III juga memimpin sebuah tentara salib di Jerman untuk melawan Wend, yang adalah penganut pagan. Perang telah terjadi untuk beberapa waktu antara orang Jerman dan orang Wend, dan mengambil bujukan Bernard untuk mempersilahkan indulgensi diumumkan untuk Tentara Salib Wend. Ekspedisi ini tidak seperti tentara salib tradisional, ini adalah ekspansi melawan pagan daripada melawan orang Muslim, dan tidak dihubungkan dengan pertahanan tanah suci. Perang Salib Kedua melihat melihat perkembangan menarik dalam arena baru perjalanan perang salib.

Persiapan

Pada tanggal 16 Februari 1147, tentara salib Perancis mendiskusikan tentang rute penyerangan mereka nantinya. Mereka mendiskusikan hal itu di Kota Étampes. Orang Jerman telah memilih untuk berpetualang melewati Hongaria, dimana Roger II musuh dari Conrad dan jalur laut tidak dapat dijalankan. Banyak bagnsawan Perancis tidak percaya jalur darat, dimana akan membawa mereka ke kekaisaran Bizantium, reputasi masih menderita dari First Crusaders. Meskipun dipilih untuk mengikuti Conrad, dan untuk memulainya pada tanggal 15 Juni. Roger II melawan dan menolak untuk berpartisipasi. Di Perancis, Kepala Biara Suger dan Raja William dari Nevers dipilih sebagai pengawas selama Raja sedang pergi berpartisipasi dalam perang salib.

Di Jerman, khotbah lebih jauh dilakukan oleh Adam dari Ebrach, dan Otto dari Freising juga mengambil salib. Pada 13 Maret di Frankfurt, anak Conrad, Frederick IV dipilih sebagai raja, dibawah pengawasan Henry, Keuskupan Agung Mainz. Jerman berencana untuk maju pada bulan Mei dan bertemu orang Perancis di Konstantinopel. Selama pertemuan itu, pangeran Jerman yang lain memperluas ide perang salib kepada etnis Slavia yang tinggal di timur laut dari Kekaisaran Romawi Suci, dan dipimpin oleh Bernard untuk mengirim perang salib terhadap mereka. Pada 13 April, Eugenius mengkonfirmasi perang salib ini, membandingkan perang salib di Spanyol dan Palesitan. Dan pada tahun 1147, Perang Salib Wend juga muncul.

Alfonso I dari Portugis

Pada pertengahan bulan Mei, rombongan pertama mens/thumb/5/55/AfonsoI-P.jpg/180px-AfonsoI-Pninggalkan Inggris, terdiri dari orang Flem, Frisia, Normandia, Inggris, Skotlandia, dan beberapa tentara salib Jerman. Tidak ada pangeran atau raja memimpin bagian perang salib ini; Inggris pada saat itu di tengah-tengah anarkisme. Mereka tiba di Porto pada bulan Juni, dan diyakinkan oleh uskup untuk melanjutkan perjalanan menuju Lisboa, dimana Raja Alfonso telah pergi saat mendengar armada tentara salib menuju kesitu. Pengepungan Lisboa dimulai pada 1 Juli dan berakhir pada 24 Oktober saat kota itu jatuh ketangan tentara salib. Beberapa tentara salib bertahan di kota baru yang baru direbut, dan Gilbert dari Hastings dipilih sebagai uskup, tapi banyak armada melanjutkan ke timur pada Februari 1148. Hampir pada waktu yang sama, orang Spanyol dibawah Alfonso VII dari Kastilia dan Ramon Berenguer IV dan lainnya merebut Almería. Pada tahun 1148 dan 1149, mereka juga merebut Tortosa, Fraga, dan Lerida.

Keberangkatan Jerman

Tentara Salib Jerman, tediri dari Franconia, Bavaria, dan Swabia meninggalkan tanah mereka, juga pada Mei 1147. Ottokar III dari Styria bergabung dengan Conrad di Wina, dan musuh Conrad, Geza II dari Hongaria akhirnya membiarkan mereka lewat tanpa dilukai. Saat pasukan tiba di tertori Kekaisaran Bizantium, Manuel takut mereka akan menyerang Bizantium, dan pasukan Bizantium bertugas agar tidak ada masalah apapun. Ada pengepungan kecil dengan beberapa orang Jerman yang tidak mau menurut di dekat Philippopolis dan di Adrianopel, dimana Jendral Bizantium Prosouch bertarung dengan keponakan Conrad, yang nantinya akan menjadi kaisar, Frederick. Hal yang membuat semakin buruk adalah beberapa pasukan Jerman tewas karena banjir pada awal bulan September. Pada 10 September, mereka tiba di Konstantinopel, dimana relasi dengan Manuel kecil dan orang Jerman dipersilahkan untuk menyebrang menuju Asia Kecil secepat mungkin. Manuel mau Conrad meninggalkan beberapa pasukannya dibelakang, untuk membantunya bertahan melawan serangan dari Roger II, yang telah mengambil kesempatan untuk untuk merebut kota-kota di Yunani, tapi Conrad menolak, walaupun adalah musuh dari Roger.

Kaisar Frederick I, adipati Swabia selama Perang Salib Kedua


Di Asia Kecil, Conrad memilih untuk tidak menunggu orang Perancis, dan maju menyerang Iconium, ibukota Kesultanan Rum. Conrad memisahkan pasukannya menjadi 2 divisi, 1 dihancurkan oleh Seljuk pada tanggal 25 Oktober 1147 pada Pertempuran Kedua Dorylaeum. Orang Turki Seljuk menggunakan taktiknya dalam berpura-pura mundur, lalu membalas menyerang pasukan kecil kavalri Jerman yang telah terpisah dari pasukan utama untuk mengejar mereka. Conrad mulau mundur ke Konstantinopel, dan pasukannya diganggu oleh Turki Seljuk, yang menyerang dan menaklukan penjaga depan. Bahkan Conrad terluka saat bertarung dengan mereka. Divisi yang lain, dipimpin oleh Otto dari Freising, maju ke selatan pantai Mediterania dan ditaklukan pada awal tahun 1148.








Keberangkatan Perancis


Lukisan Dinding Kaisar Manuel I


Tentara Salib Perancis berangkat dari Metz pada bulan Juni, dipimpin oleh Louis, Thierry dari Elsas, Renaut I dari Bar, Amadeus III dari Savoy dan saudaranya, William V dari Montferrat, William VII dari Auvergne, dan lain-lain, bersama dengan pasukan Lorraine, Bretagne, Burgundi, dan Aquitaine. Pasukan dari Provence, dipimpin oleh Alphonse dari Tolosa, memilih untuk menunggu sampai bulan Agustus. Di Worms, Louis bergabung dengan tentara salib dari Normandia dan Inggris. Mereka mengikuti rute Conrad dengan damai, meskipun Louis datang dalam konflik dengan Geza dari Hongaria sat Geza menemukan Louis telah mempersilahkan orang Hongaria untuk bergabung dengan pasukannya.

Relasi dengan Bizantium juga kecil, dan Lorrainer, yang telah maju, juga datang dengan konflik dengan orang Jerman yang perjalanannya lebih lambat. Sejak negosiasi awal diantara Louis dan Manuel, Manuel telah melaksanakan kampanye militer melawan Kesultanan Rüm, menandatangani gencatan senjata dengan Mas'ud. Ini telah dilakukan sehingga Manuel bebas mengkonsentrasikan pertahanan kekaisarannya dari tentara salib, yang telah mendapat reputasi untuk pencurian dan penghianatan sejak Perang Salib Pertama dan dituduh melakukan hal jahat di Konstantinopel. Relasi Manuel dengan pasukan Perancis lebih baik daripada dengan orang Jerman, dan Luis terhibur di Konstantinopel. Beberapa orang Perancis marah karena gencatan senjata Manuel dengan Seljuk dan melakukan penyerangan di Konstantinopel, tapi mereka dikendalikan oleh papal legate.

Saat pasukan dari Savoy, Auvergne, dan Montferrat bergabung dengan Louis di Konstantinopel, melewati Italia dan menyebrang dari Brindisi menuju Durres, seluruh pasukan perahu mereka menyebrangi Bosporus menuju Asia Kecil. Dalam tradisi yang dibuat oleh Kakek dari Manuel, Alexios I, Manuel menyuruh orang Perancis untuk mengembalikan teritori manapun yang direbutnya kepada Bizantium. Mereka disemangati oleh rumor bahwa orang Jerman telah merebut Iconium, tapi Manuel menolak memberi Louis satupun pasukan Bizantium. Bizantium baru saja diserang oleh Roger II dari Sisilia, dan semua pasukan Manuel diperlukan di Balkan. Baik Jerman dan Perancis memasuki Asia tanpa bantuan Bizantium, tidak seperti Perang Salib Pertama.

Orang Perancis bertemu sisa dari pasukan Conrad di Nicea, dan Conrad bergabung dengan pasukan Louis. Mereka mengikuti rute Otto dari Freising sepanjang pantai Mediterania, dan mereka tiba di Efesus pada bulan Desember, dimana mereka mempelajari kalau Turki Seljuk menyiapkan penyerangan untuk menyerang mereka. Manuel juga mengirim duta besar yang mengkomplain tentang menjarah dan merampas yang Louis lakukan disepanjang jalan, dan tidak ada tanggung jawab kalau Bizantium akan membantu mereka melawan Turki Seljuk. Setelah itu, Conrad jatuh sakit dan kembali ke Konstantinopel, dimana Manuel memeriksanya, dan Louis, tidak mendengarkan peringatan serangan Seljuk, maju keluar Efesus.

Seljuk menunggu menyerang, tapi dalam pertarungan kecil diluar Efesus, orang Perancis menang, Mereka mencapai Laodicea pada bulan Januari tahun 1148, hanya beberapa hari setelah pasukan Otto dari Freising dihancurkan di daerah yang sama. Melanjutkan serangan, barisan depan dibawah Amadeus dari Savoy terpisah dari sisa pasukan, dan pasukan Louis diikuti oleh orang Turki, yang tidak menyadarinya. Orang Turki tidak mengganggu dengan menyerang lebih jauh dan orang Perancis maju ke Adalia, yang telah dihancurkan dari jauh oleh Seljuk, yang juga telah membakar tanah untuk menghindari orang Perancis dari melengkapi makanannya, baik untuk diri mereka maupun untuk orang Perancis. Louis ingin untuk melanjutkan dengan tanah demi tanah, dan telah dipilih untuk mengumpulkan armada di Adalia dan berlabuh ke Antiokhia. Setelah terlambat selama 1 bulan karena badai, hampir semua kapal yang dijanjikan tidak tiba. Louis dan koleganya mengambil kapal untuk diri mereka sendiri, dimana sisa pasukan harus melanjutkan serangan jauh ke Antiokhia. Pasukan itu hampir dihancurkan seluruhnya, baik karena orang Turki maupun karena sakit.

Perjalanan menuju Yerusalem

Louis tiba di Antiokhia pada tanggal 19 Maret, setelah terlambat karena badai; Amadeus dari Savoy tewas di Siprus selama perjalanan. Louis disambut oleh paman dari Eleanor, Raymond. Raymond mengharapkannya membantunya bertahan melawan Seljuk dan menemaninya dalam ekspedisi melawan Aleppo, tapi Louis menolak, dia lebih memilih untuk memasuki Yerusalem daripada fokus dalam aspek militer. Eleanor menikmatinya, tapi pamannya mau dia tetap disitu dan menceraikan Louis jika dia menolak membantunya. Louis segera meninggalkan Antiokhia dan pergi ke Kerajaan Tripoli. Setelah itu, Otto dari Freising dan sisa pasukannya tiba di Jerusalam pada awal April, setelah itu Conrad segera sampai, dan Fulk, Patriarch dari Yerusalem, dikirim untuk mengundang Louis bergabung dengan mereka. Armada yang berhenti di Lisboa tiba pada saat ini, dan juga orang Provencals dibawah Aphonse dari Tolosa. Alphonse sendiri telah tewas dalam perjalanan menuju Yerusalem, diracuni oleh Raymond II dari Tripoli, keponakannya yang takut akan aspirasi politiknya di Tripoli.

Dewan Akko


Mesjid Umayyah di tengah kota Damaskus


Di Yerusalem, fokus perang salib berubah di Damaskus, target yang diincar oleh Raja Baldwin III dan Ksatria Templar. Conrad didesak untuk mengambil bagian dalam ekspedisi ini. Saat Louis tiba, Haute Cour bertemu di Akko pada tanggal 24 Juni. Ini adalah pertemuan paling spektakular dari Cour dalam keberadaannya: Conrad, Otto, Henry II dari Austria, Frederick I, dan William V dari Montferrat mewakili Kekaisaran Romawi Suci; Louis, Bertrand anak dari Alphonse, Thierry dari Elsas, dan raja lainnya mewakili Perancis; dan dari Yerusalem, Raja Baldwin, Ratu Melisende, Patriarch Fulk, Robert dari Craon, Raymond du Puy de Provence, Manasses dari Hierges, Humphrey II dari Toron, Philip dari Milly, dan Barisan dari Ibelin. Catatan, tidak ada yang datang dari Antiokhia, Tripoli, ataupun dari Edessa datang. Beberapa orang Perancis menyadari kalau kewajiban mereka terpenuhi, dan mau pulang; beberapa bangsawan Yerusalem menunjuk bahwa tidak bijaksana untuk menyerang Damaskus, sekutu mereka melawan Dinasti Zengid. Conrad, Louis, dan Baldwin berisikeras, dan pada bulan Juli, pasukan itu bersiap di Tiberias.

Pertempuran Damaskus

Tentara Salib memilih untuk menyerang Damaskus dari timur, dimana kebun akan memberi mereka makanan konstan. Mereka tiba pada tanggal 23 Juli, dengan pasukan Yerusalem di garis depan, diikuti dengan Louis dan lalu Conrad sebagai penjaga belakang. Orang Muslim berisap untuk serangan dan langsung menyerang pasukan yang maju menuju perkebunan. Pasukan Salib mampu melawan mereka dan mengejar mereka kembali ke Sungai Barada dan menuju Damaskus; setelah tiba diluar tembok kota, mereka langsung menyerang Damaskus. Damaskus telah meminta bantuan dari Saifuddin Ghazi I dari Aleppo dan Nuruddin dari Mosul, dan vizier, Mu'inuddin Unur, memimpin serangan yang tidak berhasil pada kemah pasukan salib. Ada konflik pada kedua kemah: Unur tidak mempercayai Saifuddin atau Nuruddin dari menguasai seluruh kota jika mereka menawarkan bantuan; dan pasukan salib tidak setuju siapa yang akan mendapatkan kota jika mereka merebutnya. Pada 27 Juli, pasukan salib memilih untuk bergerak ke bagian timur kota, yang lebih sedikit pertahanannya, tetapi memiliki sedikit persediaan makanan dari air. Nuruddin telah tiba dan tidak mungkin untuk kembali ke posisi mereka yang terbaik. Pertama Conrad, lalu sisa dari pasukan, memilih untuk mundur ke Yerusalem.

Akibat


Semua sisi merasa dikhianati oleh yang lain. Rencana lain baru dibuat untuk menyerang Ascalon, dan Conrad membawa pasukannya kesana, tapi tidak ada bantuan tiba, karena tidak ada kepercayaan karena kegagalan serangan Damaskus. Ekspedisi Ascalon ditinggalkan, dan Conrad kembali ke Konstantinopel, dimana Louis tetap berada di Yerusalem sampai tahun 1149. Kembali ke Eropa, Bernard dari Clairvaux juga dipermalukan, dan ketika dia hendak memanggil perang salib yang gagal, dia mencoba memisahkan dirinya dari fiasco perang salib kedua. Dia meninggal pada tahun 1153.

Serangan Damaskus membawa malapetaka kepada Yerusalem: Damaskus tidak lagi percaya kepada Kerajaan Tentara Salib, dan Kota itu diambil oleh Nuruddin pada tahun 1154. Baldwin III akhirnya mengepung Ascalon pada tahun 1153, dimana membawa Mesir kedalam konflik ini. Yerusalem mampu membuat kemajuan memasuki Mesir, dengan singkat merebut Kairo pada tahun 1160. Namun, relasi dengan Kekaisaran Bizantium dicampur, dan bantuan dari barat jarang setelah bencana dari perang salib kedua. Raja Amalric I dari Yerusalem bersekutu dengan Bizantium dan berpartisipasi dalam invasi Mesir tahun 1169, tapi ekspedisi ini gagal. Pada tahun 1171, Saladin, keponakan dari salah satu jendarl Nuruddin, menjadi Sultan Mesir, mempersatukan Mesir dan Siria dan mengepung kerajaan tentara Salib. Setelah itu, aliansi dengan Bizantium berakhir dengan kematian kaisar Manuel I pada tahun 1180, dan pada tahun 1187, Yerusalem diserang dan direbut oleh Saladin. Pasukannya lalu menyebar ke utara dan merebut semua ibukota dari semua daerah yang direbut tentara salib, menyulut terjadinya Perang Salib Ketiga.
...bersambung